TIDAK AKAN BISA SALING MEMBALAS
Selama hidup, kita akan selalu mendapat
kebaikan atau jasa baik dari seseorang, dari sekian banyak jasa baik dan
kebaikan yang telah kita terima itu, bagaimanakah kita membalas
kebaikan – kebaikan itu semuanya? Apakah kita akan mebalasnya satu per
satu ? aku rasa itu kan mustahil dan kalau itu mustahil untuk dilakukan,
apa yang harus kita lakukan ?
“Kasih itu bergerak secara dua arah. Saat
kita menjadi pemberi kebaikan, kita diundang untuk memberi tanpa
pamrih, tanpa mengharapkan imbal jasa. Sebaliknya, saat kita menjadi
penerima kebaikan, kita diundang untuk tidak gelisah dan terbeban
memikirkan bagaimana membalas budi.” Karena Tidak ada seorang pun yang
akan pernah mampu membalas suatu kebaikan secara setimpal. Umpamanya :
Si A memberikan satu juta kepada si B; kemudian pada waktu lain si B
membalas memberikan satu juta kepada si A. Apakah itu Setimpal ? Secara
nilai rupiah, bisa iya bisa tidak – bergantung pada berapa lama jarak
pemberian itu dan apakah sedang terjadi penurunan nilai mata uang atau
tidak. Namun, secara pengorbanan, nilai pemberian A jelas akan berbeda
dari pemberian si B. Jadi walau bagaimanapun tidak akan pernah setimpal.
Balas – membalas juga menyeret kita ke
dalam persaingan. Kalau kita menganggap pemberian kita lebih rendah
nilainya, kita akan jadi minder. Kalau kita menganggap pemberian kita
lebih tinggi nilainya, kita akan sombong. Jadi sikap balas – membalas
akan menggeser nilai kebaikan itu sendiri. Jika demikian, lalu
bagaimakah seharusnya ?
Mari Belajar dari Bunga Mawar !
Mari Belajar dari Bunga Mawar !
Setangkai pohon mawar. Dari Matahari ia
menerima cahaya dan panas. Dari langit, ia menerima udara segar dan
curah hujan. Dari tanah, ia menerima sari – sari makanan. Dari petani,
ia menerima perawatan.
Apakah bunga mawar membalas memberikan cahaya dan panas kepada matahari?
Apakah bunga mawar membalas memberikan udara segar dan curah hujan kepada langit?
Apakah bunga malsa membalas memberikan sari-sari makanan kepada tanah?
Apakah bunga mawar membalas memberikan perawatan kepada si petani?
Apakah bunga mawar membalas memberikan udara segar dan curah hujan kepada langit?
Apakah bunga malsa membalas memberikan sari-sari makanan kepada tanah?
Apakah bunga mawar membalas memberikan perawatan kepada si petani?
Tidak, bukan ? Ia tidak gelisah
memikirkan bagaimana mesti membalas kebaikan matahari, langit, tanah,
petani. Tentu saja, ia juga memberi pada lingkungannya. Hal-hal yang
berbeda. Yang tidak bisa diperbanding-bandingkan. Dalam pelajaran
biologi dasar, misalnya, tanaman mendapatkan CO2 dan melepaskan O2 ke
udara. Itu zat yang berbeda, bukan?
Jadi, apa yang dilakukan si mawar?
“Ia mekar semekar-mekarnya, menjadi mawar yang semawar-mawarnya!
Begitulah dinamika memberi dan menerima sebagai tindakan kasih. Jadi,
ketika kita mendapatkan kesempatan untuk memberikan kebaikan, alih-alih
membayangkan tuaian yang akan kita petik dari benih yang kita tabur,
rasanya lebih tepat jika kita bertanya, “Apakah pemberian terbaik yang
dapat kuberikan kepadanya, yang akan menolongnya semakin mekar sebagai
manusia ?”
Dan, ketika kita mendapatkan jatah untuk
menerima kebaikan, alih-alih memikirkan apa saja yang mesti kita lakukan
untuk membalasnya, rasanya lebih tepat jika kita bertanya, “Bagaimana
aku dapat mendayagunakan pemberian ini sebaik mungkin sehingga aku
semakin mekar sebagai manusia?” Sederhana bukan ? oleh itu marilah kita
saling memberi dan saling menerima, untuk mekar semekar – mekarnya,
menjadi manusia yang semanusia – manusianya !
Salam Kebaikan.
Inspirasi tulisan ini di dapat tulisan
sahabat yang aku lupa dari mana sumbernya sedikit diedit untuk untuk
mempermudah kita membaca dan mengerti. Salam dari kami kepada penulis.
Pdt. Israel HS Milala. Pekanbaru 19 Sept 2015.
Pdt. Israel HS Milala. Pekanbaru 19 Sept 2015.