Senin, 14 September 2015

ADA APA DENGAN DOA ?

ADA APA DENGAN DOA ?

Ada apa dengan doa, sedikit perenunganku tentang doa, sore ini kembali membaca buku seri DR. ANDAR ISMAIL “SELAMAT PAGI TUHAN“ yang berisikan renungan tentang doa.

Dalam doa segala hormat dan kerendahan hati dipersembahkan kepada Tuhan yang maha kasih, namun dalam perbuatan penuh kesombongan dan keangkuhan semakin menjadi.

Disetiap doa, selalu ada permohonan pengampunan tapi ntah kenapa dalam kehidupan nyata pengampunan kepada sesama tidak berlaku.

Dalam doa pikiran penuh kasih dan kearifan namun dalam perbuatan penuh kebencian dan kebodohan, penindasan dan ketidakadilan.

Ketika berdoa selalu ada pengakuan dosa dan merendahkan diri dihadapanNya tapi entahlah kenapa juga dalam kehidupan selalu tinggi hati, merasa diri paling suci dan benar.

Kata – kata dalam doa sungguhlah indah penuh kebaikan, kedamaian tapi entah kenapa juga dalamdalam kehidupan hal itu sangat terbalik, setiap kata yang keluar dari mulut selalu menyakitkan hati Tuhan.

Di dalam doa selalu berharap dan memohon berkat yang melimpah dari Tuhan, tetapi dalam kehidupan dan perbuatan berkat tersebut seakan milik pribadi.

Ada apa dengan doa, apakah doa tidak sama dengan perbuatan ? atau mungkin berdoa lebih penting dari pada perbuatan ? atau mungkin juga Tuhan lebih mementing doa dari pada perbuatan ? atau juga 
doa hanya sebatas menenangkan hati nurani ?

Ada apa dengan doa, entahlah ! aku juga masih mencari arti doa yang sesungguhnya sehingga setiap kali aku berdoa, Tuhan tidak bertanya kepadaku, ADA APA DENGAN DOAMU ?

Pekanbaru 14 Sept 2015

INTINYA HANYA SATU ; JANGAN RIBUT !

INTINYA HANYA SATU ; JANGAN RIBUT ! 
Mengajak ribut dengan DR.Andar Ismail, tentang tulisannya “Selamat Ribut Rukun”

Andai aku bisa bertatap muka dengan sang DR. Andar Ismail, maka aku akan mempertanyakan, yang dimaksudkannya dengan “SELAMAT RIBUT RUKUN”. Karena menurutku, “RIBUT ITU YA RIBUT” dan “RUKUN ITU YA RUKUN” dan sepertinya istilah beliau ini “SELAMAT RIBUT RUKUN” tersebut kurang mengena dalam kenyataan kehidupan, baik itu di keluarga, di gereja atau di tempat lainnya.

Dalam hal ini saya memiliki beberapa alasan yang saya pikirkan,umpamanya, hehehe …. Saya  memang suka memakai istilah ini, umpamanya :

  • Bukankah kalau sepasang suami – istri ribut dengan pasangannya dan bertengkar hebat, maka pertengkaran tersebut akan menghasilkan cinta dan kemesraan yang berkurang serta akan meninggalkan luka bagi pihak yang kalah ?
  • Seorang pedagang dan pembeli ribut karena suatu ketidak cocokan dalam jual beli yang terjadi atau dengan kata lain, si pedagang memberikan barang KW kepada sang pembeli. Oleh itu akhirnya mereka ribut, karena sang pembeli merasa dirugikan oleh sikap pedagang yang bersikeras bahwa barang yang ia jual adalah asli. Dan andailah akhirnya sang pedagang mau mengalah, apakah sang pembeli akan datang kembali ke toko sang pedagang, setelah mereka ribut ? Dalam kenyataannya, kebanyakan sang pembeli tidak akan pernah kembali kepada toko tersebut, karena merasa telah tertipu, oleh itu biasanya sang pelanggan akan pergi mencari langganan lain. Andailah sahabat sebagai pembeli apakah sahabat akan kembali ke toko yang sama, tentu tidak bukan ?
  • Dalam dunia kerja. Jika seandainya kita bekerja dalam satu team. Namun suatu saat dalam team tersebut terjadi keributan, apakah team kerja itu akan tetap solid ? Umumya dalam kenyataan dunia kerja, lama – kelaman team itu pasti akan bubar, karena bagaimanapun semangat kerja team tersebut pasti telah memudar oleh karena keributan yang sudah ada, benar kan ?
  • Dalam contoh lain, seorang karyawan ribut dengan bossnya. Saya mau bertanya, apakah si Boss akan mempertahankan karyawannya yang telah ribut dengannya ? bukankah dalam kenyataannya sang Boss akan memecat sang karyawannya tersebut ? atau barangkali sang karyawan yang akan mengundurkan diri, karena ia tahu, bagaimanpun karirnya tidak akan berkembang lagi setelah ribut dengan sang Boss, benar juga bukan ?
  • Ini pengalaman saya dan mungkin juga pengalaman sahabat. Pernahkan kita mengalami ribut dengan dosen dan kebetulan dosen tersebut adalah dosen killer … hahahaha. Aku yakin sang murid akan selalu kewalahan dengan sang dosen tersebut. Pengalamanku ribut dengan dosen, membuat aku mendapat nilai “C“ dalam satu mata kuliah, hahahah … Artinya ribut akan selalu menekan yang lemah dan keributan pasti akan mengakibatkan luka bagi yang kalah, masih benar juga kan ?
  • Ternyata masih banyak lagi kalau kita mau mendaftarkan akibat daripada ribut. Tapi yang jelas “Ribut” tidak akan mendatangkan efek yang baik dan sebenarnya “Ribut” akan tetap saja mempengaruhi kemesraan dan keharmonisan apapun itu.
Masih tidak percaya dengan argumen saya, buktikanlah dengan mencoba ribut dengan sahabat keluarga anda, teman anda atau ribut dengan siapa saja. Pastilah akan ada yang merasa kalah dan akhirnya tertimbun dendam di hati, masih tidak percaya ? perhatikan apa yang akan terjadi … Kata Mario Keruh … Hehehehe.

O …. ho ! ternyata saya tidak perlu lagi berhadapan dengan sang DR. Andar Ismail, Karena beliau telah menyadari kesalahan argumennya dalam buku “SELAMAT RIBUT RUKUN” dan mungkin oleh sebab itulah beliau meneruskan kembali hobby menulisnya dengan mengeluarkan bukunya “SELAMAT SEHATI”.

Menurutku, pendapatnya dalam buku ini jauh lebih benar dari seri selamat “SELAMAT RIBUT RUKUN”. Dimanakah kebenarannya ? Beliau mengatakan dalam bukunya “SEHATI DAN SEPIKIR” menekankan : di rumah, di tempat kerja, di gereja, atau ditempat lainnya, kita perlu “SEHATI SEPIKIR”. Hidup bersama adalah hidup sehati dan untuk mencapai hal, haruslah “ …. sehati dan sepikir dengan Tuhan” (Flp 4 : 2) dan oleh karena sehati dan sepikir dengan Tuhanlah, yang memungkinkan kita “…. sehati sepikir dalam hidup bersama … “ (Rom 12 : 16).

Jadi benarkan “RIBUT YA RIBUT DAN RUKUN YA MEMANG RUKUN” serta “SEHATI YA MEMANG SEHATI”. Oleh itu yang diperlukan dan menjadi dasar kesatuan dan keharmonisan memang “SEHATI” dan kalau saja itu terjadi ! Heheheh … Tapi aneh juga ya masa ada yang selalu mau “RIBUT”, apa memang orang tersebut memang tidak mau hidup “SEHATI DAN SEPIKIR DENGAN TUHAN – SERTA SEHATI SEPIKIR DALAM HIDUP BERSAMA ?”

Oke deh, bahasanya sampai disini saja. Aku juga sudah bingung, kenapa juga sahabat – sahabat sulit sekali untuk “SEHATI SEPIKIR DALAM HIDUP BERSAMA”. Dan sepertinya aku perlu bertemu beliau DR. Andar Ismail untuk mencqri pencerahan dan meminta rumusan “MENYATUKAN DAN DISATUKAN” kalau ceritannya tetap begini heheheh …. atau barangkali aku meneruskan dulu membaca kembali bukunya, “SELAMAT BERKERABAT” mana tau DR. Andar Ismail, sudah memberi jawapan dalam buku seri selamatnya itu, hehehe…

Pekanbaru 15 Sept 2015.
Efek kebanyakan ngopi dan memikirkan sahabat.

Suplemen PJJ GBKP. Tgl 13 – 19 Sept 2015. “Nggeluh Radu Si Keleng – Kelengen” Mat 22 : 34 – 40

Suplemen PJJ GBKP. Tgl 13 – 19 Sept 2015.

Tema : Nggeluh Radu Si Keleng – Kelengen
Ogen : Mat 22 : 34 – 40

Piga – piga hal sibanci isingetken kami sijadi penjelasen ibas bahan oraten PJJ – nta sekali enda eme :
  • Secara keseluruhen Pasal 22 enda encidahken, maka Yesus tetap icubai alu penungkunen – penungkunen si mberat guna mengahalangi Yesus ibas meritaken Berita Si Meriah. Lit pe dua kelompok siersura – sura menekan Yesus eme dua kelompok si memiliki pemikiren ras pendapat siberbeda. Tapi amin gia berbeda ibas sura – sura ras pemikiren, dua kelompok e tetap nge ersura – sura menekan Yesus, alu tetap ncubai Yesus aku penungkunen – penungkunen si menjebak ras dikune Yesus salah mereken jawapen, maka kesalahen Yesus e me modal dua kelompok e maba Yesus ku pengadilen agama.
  • Kelompok sipemena eme kalak Saduki salah sada kelompok religius liberal. Kalak enda tempa tek man Dibata tapi situhuna kelompok e hanya sibuk ibas urusen sosial masyarakat seh maka pikiren kelompok enda hanya berpikir seputar masalah sosial masyarakat.
  • Kelompok sipeduaken eme kalak Farisi. Klompok situhu – tuhu religius, kepedulinna nandangi hukum – hukum taurat seh kel njelimet, umpamana ibas hal ertoto, erpuasa, ras ndalanken aturen – aturen tambahen si lit ibas kitab Talmud si erisiken 613 aturen si itata menurut Hukum taurat, 248 sifatna “harus” ras 365 sifatna “Jangan”. Alu bage banci ikataken kalak Farisi lebih menekanken hal rohaniah jenari ngelupaken urusen sosial masyarakat.
  • Ibas penungkunen si isehken kalak Farisi man Yesus ibas ayat, 36 “O Guru , perentah siapai kin sipentingna kel ibas kerina undang – undang agama”. Situhuna penungkunen enda sifatna hanya menjebak Yesus, erkiteken ibas penungkunen e, Yesus iperhadapken kubas dua soal eme : soal kepatuhen man Dibata ras soal engkelengi manusia ras dikune Yesus salah jabab, maka Yesus ikataken sebage guru palsu.
  • Penungkunen e Ijabab Yesus alu ngataken “Kelengilah Tuhan Dibatandu, asa ukurndu, asa tendindu, asa gegehndu lit dingen kelengilah temanndu manusia bagi kam ngkelengi dirindu jine”. Jawapen Yesus enda, e me jawapen simenjawab sekaligus kerna hubungen ras Dibata bagepe hubungen ras manusia. Ibas jawapen si isehken Yesus e kalak Farisi lanai beluh ersoal jabab ras Yesus, erkiteken jawapen Yesus e ibuat Yesus erdasarken shema kalak Israel si arus ibelaskenna tep – tep wari. Sebab Shema e sendiri ningetken maka totalitas kegeluhen kalak Israel arus encidahken ia kalak si engkelengi Dibata dingen ibas engkelengi Dibata, maka ibassa pe arus lit perbahanen kekelengen man sapih – sapih manusia (Ul 6 : 4 – 5).
  • Tema PJJ – nta sekali enda “Nggeluh Radu Si Keleng – Kelengen”, eme sada pengajuk ntah persinget uga seharusna kita nggeluhken geluhta selaku kalak si erkiniteken. Ibas kitab Jakup 1 : 19 – 27, isingetken maka kalak kristen la banci hanya meteh ntah erpemegi nandangi kata Tuhan tapi pe kalak kristen arus nggeluh sebage pendengar ras pelaku kata Dibata ibas kegeluhenna si tep – tep wari. Alu bage tema enda ningetken man banta, maka kegeluhen kalak kristen la banci ngadi hanya ibas erpemeteh kerna kata Dibata ntah ibas rumusen saja, tapi pe arus menijiwai ras ngelakokenca ibas kegeluhenna.
  • Perdiatekenlah kegeluhen Yesus, maka Yesus la hanya menjawab penungkunen kalak Farisi, labo hanya sekedar mengerti kerna hukum Taurat, tapi pe menjiwai hukum e ibas kerina dampar kegeluhenNa dingen mpraktekkenca ibas tindaken sinyata. Kita enggo ngaloken penebusen ibas Kristus nari dingen penebusen me erbahanca kita nggeluh ibas persadan ras Kristus. Emaka ula si sia – siaken penebusen si enggo ilakoken Kristus man banta, sebab kalak singgeluh ibas persadaan ras Kristus memang ngenca ngasup ndalanken bagi kai si ikataken Yesus.
  • Sipraktekkenlah “Nggeluh sikeleng – kelengen” ibas kegeluhenta subuk e ibas keluarga bagepe nandangi kalak sideban. Lit pe cara sibanci silakoken guna banci nggeluh sikeleng – kelengen e eme alu, sibereken perhatianta, kepedulianta, membuka mata ngenehen kai siterjadi ibas kegelehun keluarga ras sekelewetta dingen mari entisik sitadingeken aktifitas kesibukenta guna banci ngelakoken tindaken kegeluhen ibas nggeluh si keleng – kelengen e, sebab ibas kita “nggeluh sikeleng – kelengen” situhuna kita enggo mpertanggungjawabken kerna kerina pemetehta kerna kata Dibata.
  • Yesus meteh kalak Farisi menentang diriNa ibas nehken kekelengen, tapi kerina bentuk kekelengen ras kiniulin kegeluhen si icidahken Yesus, memng labo hanya guna ngajarken saja, tapi pe sekaligus ateNa mereken teladan secara langsung guna banci i teladanken kerina anak – anakNa.
  • Uga ninta ?
Pekanbaru 14 Sept 2015.