Di sebelah India Utara, wilayah Bernala
Patiala, pada bulan September 1889 lahir seorang anak dalam sebuah
keluarga Sikh. Ia dinamai Sundar. Keluarga yang hidup berkecukupan,
punya rumah bagus, makanan melimpah. Beda dengan kebanyakan tetangganya.
Ibu Sundar memiliki gelar “Sikh Bakhta” yakni orang yang dianggap suci
dalam agamanya. Ibunya membantunya mempelajari isi kitab suci mereka,
jadi pada umur 7 tahun Sundar sudah hafal kitab sucinya.
Sundar berusaha menjadi anak saleh,
selain menghafalkan kitab sucinya dia juga mempelajari buku dari
bermacam agama lain, karena agamanya mengizinkan hal itu. Dia juga
belajar Yoga. Kemudian Sundar masuk ke sekolah yang dikelola misionaris
Inggris. Di sanalah Sundar pertama kalinya mengenal Alkitab, meskipun
dia tidak tertarik pada isinya. Namun kehidupan Sundar berubah sejak
ibunya meninggal. Diceritakan waktu Sundar berusia sekitar 14 tahun. Ia
jadi membenci agama Kristen dan Yesus. Ia menganggap ajaran Yesus salah.
Sundar merobek Alkitab dan membakarnya, meskipun ayahnya mengingatkan
bahwa ibunya dulu berkata Alkitab adalah buku yang baik.
Sundar melempari para pengkhotbah dengan
batu, menganiaya orang Kristen dan mengajak orang lain melakukan hal
sama. Tapi setelah bermacam agama dan ajaran itu dia pelajari, ternyata
hatinya kosong. Tetapi setelah melampiaskan kebenciannya pada
kekristenan, dia juga tidak menemukan kedamaian yang diinginkannya.
Sundar mulai tak nyaman dan takut. Dia merasa sedih sehingga memutuskan
untuk menabrakkan diri pada kereta yang akan lewat. Tapi sebelumnya,
Sundar berdoa dulu kepada Tuhan dan memohon agar Tuhan menjawabnya, pada
dinihari itu Tuhan menjawab doa Sundar dengan menampakkan diriNya dalam
sinar yang sangat terang dan berkata akan menyelamatkan Sundar dan
mengatakan kepada Sundar supaya ia mengikuti jalanNya. Ada rasa damai
luarbiasa yang dialami Sundar pada waktu itu dan tetap terasa sesudah
sinar menghilang. Dan setelah penampakan itu Sundar minta dibaptis pada
umur 16 (tahun 1905) di gereja Inggris di Simla. Dia memutuskan jadi
Sadhu Kristen yang hidup untuk Tuhan. “Sadhu” adalah guru agama di
India, mengajar dari suatu tempat ke tempat lainnya. Para Sadhu biasanya
memakai jubah kuning, tidak mempunyai tempat tinggal dan harta, tidak
menikah dan makanannya hanya dari orang yang memiliki belas kasihan.
Sundar ingin mengabdi pada Tuhan dan dia
berpendapat inilah jalan terbaik memperkenalkan Yesus kepada
pengikutnya. Saat dia menjadi orang Kristen yang taat, keluarganya tidak
suka lagi kepadanya dan meminta Sundar untuk memikirkan lagi
keputusannya menjadi orang kristen. Mereka menawarkan uang kepada Sundar
tetapi Sundar menolaknya dan akhir dari penolakannya itu akhirnya ayah
Sundar membuat pesta perpisahan dan mengusirnya. Begitulah Sundar
tidak lagi memiliki keluarga yang menyenangkan dan makanan yang
melimpah, ia menjadi terasing karena keluarga memang memang
mengasingkannya dan dengan bertelanjang kaki Sundar pergi kesana –
kemari mengabdikan hidup pada Yesus.
Tahun 1906, pertama kalinya dia pergi ke
Tibet. Negara itu menarik perhatiannya, meskipun di sana bakal ada
tentangan kuat dan hukumannya berat. Sundar berpikir bahwa di sana dia
bisa punya banyak kesempatan untuk bertemu Tuhan dan mempelajari
Alkitab. Sundar memulai perjalanan memberitakan firman Tuhan. Pada saat
memberitakan firman ada banyak orang – orang yang ingin membunuh dan
mencelakainya, ada badai salju dahsyat, padahal Sundar hanya
bertelanjang kaki atau bersandal tipis amat sederhana. Ada ancaman macan
tutul dan Himalaya yang sulit ditempuh, juga penganiayaan dari penduduk
Tibet namun Sundar tidak pernah membalas, tetapi malah menyanyikan
atau menceritakan kasih Tuhan. Dia bersaksi, “Kehadiran Yesus selalu
membawa kedamaian yang mengherankan di dalam situasi seburuk apa pun
yang pernah kualami. Dia mengubah penjara menjadi surga dan beban
menjadi berkah”.
Sundar jadi salah satu tokoh agama paling
dikenal di India. Ia pernah bertemu Stoker seorang misionaris dan
sempat belajar 2 tahun di St John School of Theology di Lahore, dan
pernah berkotbah di beberapa negara sebelum melanjutkan misinya. Namun
suatu kali Sundar ditangkap di Nepal dan dimasukkan ke dalam sumur tua,
dengan keadaan tangan yang patah sumur dikunci. Setelah 2 – 3 hari,
tiba-tiba seseorang membuka kunci sumur dan menjulurkan tali ke dalamnya
dan dia pergi setelah Sundar keluar. Waktu orang yang menangkap Sundar
melihat Sundar bebas dari sumur tersebut, mereka menangkap Sundar lagi
dan menanyakan siapa yang mengeluarkan Sundar, karena kunci sumur masih
berada di tangan mereka, tetapi kejadian itu membuat yang yang menangkap
Sundar ketakutan dan akhirnya melepaskannya serta mengusir Sundar dari
Nepal. Tahun 1929, Sadhu Sundar kembali terakhir kalinya ke Tibet dan
menyebarluaskan firman Tuhan disana dan menghilang di Tibet, tidak ada
yang menemukan jasadnya. Apakah ia jatuh ke jurang, meninggal karena
sakit, dicelakakan orang, tidak ada yang tahu. Itulah Sadhu Sundar
Singh, yang dikenal sebagai : “Misionaris dengan Kaki yang Berdarah”,
atau: “Jubah Kuning.
Di sadur dari Sumber : Majalah Pelangi.
Pekanbaru 21 maret 2016.