Kamis, 17 Maret 2016

POHON KELAPA DI SAMPING RUMAH DINASKU

POHON KELAPA DI SAMPING RUMAH DINASKU

Ada beberapa pohon Kelapa yang tumbuh di samping rumah dinas kami di Pekanbaru dan ternyata ada beberapa makna yang ia berikan kepadaku :
  • Pohon kelapa ini bukan aku yang tanam, tapi sekarang sudah berbuah, walau buah yang ia hasilkan belumlah begitu banyak, yang pasti suatu saat ia akan berbuah banyak.
  • Buah yang dihasilkannya, juga ternyata tidak semuanya dinikmati yang menanam dulu, sekali – sekali nanti mungkin ya, jika suatu saat ia datang lagi dan ia akan menikmatiya.
  • Lalu siapakah saja yang akan menikmati buah kelapa ini ? semua orang, semua yang bisa meraih dan mengambilnya. Apakah batang dari pohon kelapa ini rela buahnya rela diambil orang lain dan menikmatinya ? ya ia rela sekali buahnya diambil dan dinikmati, walau ia sendiri tidak tau bagaimana rasa buah yang ia hasilkan. Sebuah pemberian yang luar biasa.
Eh …. ternyata aku memiliki buku DR. Andar Ismail “SELAMAT BERBUAH”, buku luar biasa, walau kata orang bukunya Andar Ismail kelas bawah, walau demikian, aku suka membacanya cuku dengan seukuran otak aku, buku ini luar biasa berguna yang membangkitkan spritualitasku dan teologianya juga nggak tingg banget merakyat dan gampang dicerna dan satu lagi harganya murah, nggak perlu rogoh kocek dalam – dalam … hehehe.

Kata sang Dr dalam prakata bukunya : Pohon buah ada bukan sekedar supaya ada, melainkan supaya berbuah. Apa gunanya pohon buah kalau ia enggan berbuah ? kita ibarat pohon buah. Menjadi menjadi orang yang berguna dan berbuah adalah tujuan hidup dan menghasilkan buah merupakan penugasan dari Kristus.

Akan tetapi Kristus bukan hanya menugaskan tetapi Kristus juga akan mendampingi dalam pelaksanaan tugas itu. Bahkan Ia mau menyatu dengan kita, Ia mau gar kita berbuah bersama – sama dengan Dia. Tegas-Nya “Tetaplah bersatu dengan Aku dan Aku pun bersatu dengan kalian … kalian hanya dapat berbuah kalau tetap bersatu dengan Aku … orang yang tetap bersatu denagn Aku dan Aku dengan Dia, akan berbuah banyak (Yoh 15 : 4 – 5 BIMK).

Lalu apa hubungannya dengan Pohon Kelapa Disamping Rumah Dinasa aku ya ? ada, Pohon Kelapa tersebut dan Buku Selamat Berbuah ini, menjadi sumber inspirasiku. “Selamat Berbuah Pohon Kelapaku … bukan Pohon Kelapaku, tapi kelapa kita, kan tadi sudah di kata diatas Pohon itu tidak merasakan buahnya sendiri … hehehe.

PKU 17/03/2016.
KATOLIK DULU DAN SEKARANG, BERBEDA”
(Salut buat ketegasan Paus Fansiskus, tegas dan berani dengan suara kenabiannya)

Mungkin kita pernah membaca atau mendengar bagaimana Paus Fransiskus berbicara dengan sangat tegas sekali dan secara pribadi saya juga sangat suka dengan ketegasan Paus Fansiskus ketika ia menyinggung soal uang yang di persembahkan/diberikan ke gereja.

Paus Fansiskus kembali menyatakan jati diri gereja yang sesungguhnya, dia tidak mau gereja kehilangan jati dirinya sebagai gereja, ia menyuarakan suara kenabian itu kembali dengan tegas.
Dari Vatikan Paus Fransiskus meminta agar Gereja Katolik membakar uang kotor yang dihasilkan bukan dari hasil jerih – payah manusia secara manusiawi, dia berkata :

Pope_Francis_South_Korea_2014“Saya berikan peringatan kepada para dermawan gereja yang memberikan persembahan kepada Gereja yang dihasilkan dari jerih payah orang – orang yang teraniaya, diperbudak dan pekerja dengan bayaran yang sangat rendah”.

“Saya katakan kepada mereka : ‘Silakan, ambil kembali uang Anda dan bakar’. Jemaat Tuhan, gereja, tidak membutuhkan uang kotor,”

Pemimpin gereja asal Argentina tersebut sudah berulang kali mengecam orang-orang yang memperoleh keuntungan dari perbudakan, korupsi atau eksploitasi termasuk kecaman terhadap mafia mulai dari Italia hingga Meksiko.

Dan pada thn 2014, Paus mengusir semua anggota mafia dari Gereja Katolik dan mengutuk mereka agar disiksa di neraka.
Wah, hebat sekali Paus Fansiskus, dia berani bicara seperti itu …. Salut sekali dengan ketegasan dan pengertian yang baru yang diutrakan oleh Paus Fansiskus ini. Makanya saya berani berkata katolik dulu dan sekarang sudah kauh berbeda dan saya mau berkata jangan samakan Katolik dulu dan Katolik yang sekarang, sudah beda, malah lebih jauh berbeda dari gereja yang ada – ada saja … hehehe.

Salam, Selamat sore. PKU 17/03/2016.