Suplemen Moria Tgl 30 Agts – 05 Sept 2015.
Tema : “Ciremndu gegehku (Senyummu kekuatanku)”
Bacaan : Ayub 19 : 18 – 25
Bacaan : Ayub 19 : 18 – 25
Kitab Ayub menjadi sangat populer dan
menarik bagi setiap orang kristen karena isinya merupakan sebuah upaya
untuk menjawab pertanyaan :
- Mengapa Tuhan mengijinkan iblis melakukan sesuatu yang membuat seorang Ayub menderita, sedangkan Allah sendiri menyatakan bahwa Ayub adalah seorang yang saleh, jujur, takut akan Allah dan menjauhi kejahatan (Ayub 1:1)
- Allah yang memamerkan tentang siapa Ayub di hadapan iblis dengan mengatakan “tidak seorangpun di bumi seperti Ayub…” (Ayub 1:8)
- Melawan konsep dunia yang mengatakan dari sejak dulu dan bahkan sampai saat ini, bahwa hanya orang yang jahatlah yang harus mengalami penderitaan karena dosa dan kejahatannya, sebab penderitaan itu sendiri adalah hukuman Allah bagi orang-orang yang jahat. Dan seyogianya orang baik seperti Ayub tidak semestinya mengalami penderitaan. Namun rupanya konsep umum/dunia yang demikian itu memang tidak selalu harus sesuai dengan kenyataannya. Penderitaan rupanya datang dan pergi menghinggapi siapa saja tanpa memandang pada orang baik, orang saleh ataupun orang jahat.
Siapakah Ayub ? :
- Ayub adalah sosok yang takut akan Allah, saleh, jujur, menjauhi kejahatan dan sangat baik, sehingga dapat dikatakan kehidupan Ayub tidak bercacat cela dan oleh hal itu Ayub mendapat pengakuan dari Tuhan sebagai orang yang benar (Ayub 1 : 8).
- Ditengah keluarga Ayub menjadi seorang Ayah yang menjadi peduli dan teladan bagi anak – anaknya (Ayub 1 : 4 – 5).
- Dia adalah kepala rumah tangga yang bertanggungjawab, Memiliki Kepemimpinan R ohani yang baik dalam keluarga, sehingga ia selalu membawa anak – anaknya kepada hubungan dengan Allah dengan membawa korban persembahan kepada Tuhan sebagai ungkapan permohonan ampun kalau-kalau telah melakukan dosa di hadapan Allah (1:5).
- Seorang suami yang baik yang mengasihi istrinya.
- Tipe pria yang ideal. Ia sangat kaya secara jasmani maupun rohani, ia baik dan saleh luar dan dalam.
Bagaimana dengan istri Ayub ?
Sebelum masuk ke dalam pencobaan tentu ia
adalah wanita yang sangat berbahagia, dia merasa menjadi wanita yang
paling beruntung di dunia. Bagaimana tidak? Ia memiliki segalanya, suami
yang baik dan saleh, bisa dipercaya, ia memiliki anak-anak yang banyak
dan memiliki harta yang melimpah. Sehingga tak pernah kekurangan.
Mungkin setiap hari ia tersenyum puas menatap masa depannya yang cerah.
Dan pasti Ayub juga merasa bahagia mendapatkan seorang istri yang baik.
Rumah tangga mereka sangat diberkati Tuhan dengan berbagai kelimpahan.
Namun episode keluarga ini selanjutnya berubah 180 derajat. Semua yang
sudah dalam genggaman akhirnya hilang begitu saja, melalui musibah-demi
musibah yang mereka alami (1:13 – 19).
Ayub dan istrinya sangat tertekan dan
menderita dengan semua peristiwa yang menimpa keluarga mereka. Dan yang
paling menderita pasti Ayub, karena dialah yang menjadi sasaran tembak
dari iblis. Pada saat itu, secara manusia satu-satunya kebahagiaan yang
masih tersisa dari Ayub hanyalah istrinya, sehingga kehadiran dan
dukungan dari istrinya sangat dibutuhkan. Namun satu-satunya asa yang
ada selain Tuhan, kini menampakkan wajah aslinya.
Sebagai seorang suami dia masih bisa
bertahan menghadapi segala tantangan. Tetapi kali ini dia mendapat
pukulan telak, ia seolah ditusuk tepat di tempat yang paling mematikan!
Ketika istrinya mempertanyakan kesetiaan Ayub kepada Allah. “Masih
bertekunkah engkau dalam kesalehanmu? Kutukilah Allahmu dan matilah!”
(2:9) Saya berpikir,….. inilah pukulan yang terberat dari semua
pencobaan dan ujian yang dialami Ayub. Namun kesetiaan Ayub kepada Tuhan
tetap tidak dapat dihancurkan, dengan semua ide dan sumpah serapah itu.
Ayub berkata: “Engkau Berbicara Seperti Perempuan Gila” (2 : 10).
Dalam keadaan yang normal, itu memang
bukan perkataan yang pantas dari seorang suami kepada istrinya. Tetapi
kita setuju kalau ide, sikap dan perkataan istri Ayub melebihi batas.
Ternyata senyuman manis, kecantikan yang menawan dan kebaikan yang dulu
dirasakan Ayub hanyalah bungkus luar ! Sebab wajah asli seseorang
terlihat pada saat ia tertekan, baik oleh penyakit, penderitaan ataupun
persoalan hidup yang berat.
Dalam perspektif Allah, pastilah Dia tahu
dan dapat mengukur kapasitas yang dapat dipikul seseorang dalam
menanggung beban, sehingga semua pekerjaan iblis pun dalam kontrol dan
batasan yang dibuat Allah, baik kepada Ayub maupun kepada istrinya
(1:12; 2:6). Namun yang lebih menarik, wajah asli istri Ayub lebih dari
“seorang perempuan gila” sebab konsepnya ternyata sama persis dengan
konsep iblis. Bahwa manusia jika menderita pasti, dan seharusnya
meninggalkan Allah (2 : 5). Perkataan istrinya dan perkataan semua orang
tidak meluluhlantakan imannya. Imannya yang seperti emas tak pernah
takut dengan api melainkan semakin dimurnikan, Ayub melewati api
pencobaan, tetapi hidupnya justru semakin dimurnikan (ayub 19 : 19 –
25).
Tema PA – Moria kita hari ini “ Senyummu
kekuatanku (Ciremndu gegehku)” sebenarnya mengajak bagaimana Moria dapat
menjadi kekuatan, pemberi semangat didalam kehidupan rumah tangga,
lingkungan gereja dan masyarakat, dengan wajah yang bersahabat, wajah
yang selalu ceria.
Kita mengetahui sebuah senyuman akan
selalu membahagiakan seseorang, dan benar sekali dengan sebuah senyuman,
seseorang akan membahagiakan dirinya sendiri dan orang lain yang
mendapat senyuman dari kita. Tapi sayang memang, kalau kita
memperhatikan orang timur (Karo) umumnya mahal senyum, entah apa yang
menyebbkanya saya juga tidak tau pasti, kalau dikaitkan dengan kehidupan
Ayub, mungkin saja orang Indonesia (Karo) memiliki jiwa dan perangai
seperti istri Ayub, senyuman manis, kecantikan yang menawan dan kebaikan
yang ditamilkan hanyalah bungkus luar ! ketika seseorang itu tidak lagi
seperti yang dikehendaki seperti kehidupan Ayub maka senyum dan segala
kebaikan menjadi sirna. Saya ingin mengatakan istri Ayub adalah istri
yang memiliki moto ; ada uang abang sayang tidak ada uang abang melayang
… heheheh.
Moria GBKP tidak diharapkan memiliki jiwa
atau perangai seperti istri Ayub, tetapi menampakkan diri sebagai Moria
– Moria yang setia dan selalu ceria dalam situasi apapun dan selalu
menghadirkan semangat yang baru dimanapun ia hadir. Dan untuk Moria yang
belum bisa tersenyum mari belajar tersenyum sehingga kita juga makin
cantik dan mempesona, jangan katakan saya tidak bisa tersenyum karena
wajah saya memang wajah cemberut, tidak ! orang – orang barat pada
umumnya selalu menampilkan wajah yang ceria dan tersenyum ketika kita
bertatap muka dan bertutur sapa dengannya, apakah mereka mereka
dilahirkan dengan wajah murah senyum, sekali lagi tidak, tetapi mereka
belajar senyum setiap saat dan akhirnya menjadi kebiasaan. Pada
kesempatan ini saya akan menuliskan resep belajar tersenyum dan semoga
kita mau mempraktekkannya di rumah sehingga akhirnya kita menjadi orang
yang murah senyum : Jika selama ini kita mahal senyum, sulit tersenyum.
Maka mulai di pagi hari belajar “SENYUM DUA JARI”, caranya sangat
gampang. Berdirilah di depan kaca, lihat wajah anda, jika kurang cantik
tanpa senyuman maka senyumlah dengan mendorong kedua mulut dari bawah
keatas dengan dua jari anda. Setelah itu perhatikan wajah anda, maka
akan terlihat aura kecantikan dari senyuman diri anda. Ini yang disebut
dengan tekhnik “SENYUM DUA JARI”. Selamat mencoba dan tersenyumlah maka
aku pun akan tersenyum.
Amin.
Pekanbaru 25 Agust 2015.
Pekanbaru 25 Agust 2015.