Kamis, 09 Februari 2017

TEOLOGIA SUKSES

TEOLOGI SUKSES

Saya tertarik kembali membaca ulang buku Ir. Herlianto. MTh tentang “Teologi Sukses”. Keinginan membaca kembali buku ini, karena sepertinya “Teologi Sukses” secara pelan dan berangsur memasuki gereja – gereja yang sangat memahami pengajaran tentang “Teologi Sukses”.

Beberapa alasan yang menguatkan pandangan saya itu akan saya sebutkan disini walaupun tidak melalui penelitian yang khusus, tetapi rasanya memang paham “Teologi Sukses” telah sukses mempengaruhi banyak Pelayan Tuhan, Jemaat bahkan gereja sendiri sepertinya tidak mempersoalkan itu antara lain yang dapat saya sebutkan :
  • Dalam beberapa pengalaman saya mejadi seorang pendengar dan mendengarkan khotbah banyak sekali saya mendengar khotbah yang disampaikan Pendeta/Penatua/Diaken, sepertinya pengkhotbah tersebut sangat menekankan aspek “kesuksesan dan kemakmuran.
  • Terprakteknya doa – doa, penyembuhan, doa pelepasan, doa yang kemasukan roh, dsb, dimana doa tersebut lebih menekankan aspek mukjizat.
  • Demikian juga halnya dengan berkembangnya model – model ibadah seperti “kebangunan Rohani” walau dengan istilah yang berbeda, tetapi sepertinya model ibadah itu dilakukan lebih mendekati kepada model ibadah “Teologi Sukses”, aspek – aspek liturgy bukanlah lagi suatu hal yang penting.
Ada beberapa hal yang sangat ditekankan oleh gerakan penganut “Teologi Sukses” antara lain yang saya kutip melalui buku ini, antara lain :
  • “Tuhan ingin kamu kaya”. “Teologi Sukses” menekankan moto ini, “Tuhan menginginkan Anda menjadi orang kaya.” Penekanan ini membuat pendengarnya sangat ingin menjadi kaya. Guna mendukung ajaran Teologi Sukses khususnya untuk mendukung ajaran hidup yang kaya dan berkelimpahan, beberapa ayat favorit digunakan dengan tafsiran salah adalah seperti berikut :“Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan” (Yohanes 10:10), “Saudaraku yang kekasih, aku berdoa, semoga engkau baik-baik dan sehat-sehat saja dalam segala sesuatu, sama seperti jiwamu baik-baik saja” (3 Yohanes 2),“Karena kamu telah mengenal kasih karunia Tuhan kita Yesus Kristus, bahwa Ia, yang oleh karena kamu menjadi miskin, sekalipun Ia kaya, supaya kamu menjadi kaya oleh karena kemiskinannya” (II Korintus 8 : 9). Ayat – ayat di atas diartikan sebagai petunjuk bahwa umat Kristen berhak menjadi kaya, hidup dalam segala kelimpahan materi dan duniawi yang berarti banyak uang, hidup berkelimpahan, dan hidup dengan segala kenikmatan. Jelas sekalai para penganut paham “Teologi Sukses” telah melepas konteks dari ayat Alkitab itu sendiri.
  • Berpikir positif. “Berpikir Positif atau Positive Thinking adalah juga merupakan pengajaran yang sangat ditekankan sebagai salah satu metode yang dipraktekkan di kalangan Teologia Sukses, seperti Norman Vincent Peale, Robert Schuller, Paul Yonggi Cho, dsb. Positive Thinking mengajarkan bahwa pikiran manusia memiliki kekuatan yang luar biasa untuk menghasilkan apa yang ia inginkan. Pada prinsipnya dalam positive thinking ada anggapan bahwa pikiran kita mempunyai kekuatan dalam diri sendiri, dan kekuatan itu dapat dikembangkan untuk mencapai potensi yang penuh. Di sini kekuatan itu dianggap sudah inheren dalam diri manusia, jadi segala sesuatu bisa terjadi atau tidak terjadi bila kita menggunakan kekuatan pikiran. Dalam positive thinking iman sering diberi pengertian yang berbeda dari arti iman dalam Alkitab. Dalam positive thinking, iman diberi pengertian yang artinya kemampuan mengolah kekuatan pikiran atau kekuatan batin (inner power). Pengajaran ini jelas melupakan apa yang di ingatkan oleh Alkitab bahwa, tidak ada ayat dalam Alkitab yang mengajarkan bahwa berpikir positif akan menghasilkan sesuatu apapun yang diinginkan. Alkitab mengajarkan untuk bersandar kepada Tuhan dan bukan pada pengertian diri kita sendiri “Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri” (Amsal 3:5).
  • Hal ini juga hampir seluruhnya diajarkan dalam pemahaman “Teologi Sukses”. Visualisasi adalah suatu pengajaran bahwa jikalau seseorang ingin memperoleh sesuatu ia harus mampu membayangkan apa yang diinginkan. Hal ini dapat diumpamakan dengan pekerjaan seorang arsitektur. Seorang Arsitek harus mampu melihat bahwa dalam mengembangkan gagasan rencananya, dia membuat bayangan visualisasi rencana yang dicita-citakan. Ajaran mengenai kekuatan pikiran dan visualisasi menunjukkan dengan jelas sinkretisme dengan ajaran psikologi baru dan perdukunan atau kebatinan, sebab justru praktek-praktek demikianlah yang banyak dipraktekkan dalam psikologi modern, hipnotisme.
  • Kata-kata sugesti. Kata-kata Sugesti adalah metode ketiga di samping berpikir positif dan visualisasi. Para pelopor ajaran sukses seperti Norman Vincent Peale maupun Robert Schuller seiring dengan ajaran psikologi modern, mempopulerkan bahwa “kata – kata yang kita ucapkan mempunyai kekuatan magis.” Kata – kata maupun kalimat-kalimat tertentu bila diucapkan berulang-ulang akan mendatangkan khasiat tertentu bagi yang mengucapkan.
  • Manipulasi ayat – ayat Alkitab. Lebih parah lagi bahwa pengajaran “Teologi Sukses” juga sangat pandai memanipulasi ayat – ayat Alkitab dan sebenarnya ayat – ayat Alkitab yang dikutip lebih banyak digunakan sebagai slogan yang diartikan secara harfiah dan di luar konteksnya, bahwa sering berlawanan dengan arti sebenarnya yang dimaksudkan oleh konteks ayat itu. Jadi ayat Alkitab dijadikan menjadi pendukung ajaran luar yang dimasukkan ke dalam pengajaran kekristenan demi untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan.
  • Mengajaran pengajaran “Tidak ada yang mustahil”. Pengajaran ini selalu didasarkan oleh kutipan ayat Alkitab seperti ; “Adakah sesuatu apapun yang mustahil bagi TUHAN ?” (Kejadian 18 : 14a), “Bagi manusia hal itu tidak mungkin, tetapi bagi Allah segala sesuatu mungkin” (Matius 19 : 26) “Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya” (Markus 9:23b), “Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil” (Lukas 1:37), “Apa yang tidak mungkin bagi manusia, mungkin bagi Allah” (Lukas 18:27),“Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan keapadaku” (Filipi 4:13), “Sesungguhnya, Engkaulah yang telah menjadikan langit dan bumi dengan kekuatan-Mu yang besar dan dengan lengan-Mu yang terentang. Tiada suatu yang mustahil untuk-Mu” (Yeremia 32:17), “Sesungguhnya, Akulah TUHAN, Allah segala makluk; adakah sesuatu yang mustahil untuk-Ku” (Yeremiah 32:27). Dalam Markus 9 : 23b, Yesus mengatakan kepada ayah anak yang dirasuk setan, bahwa “Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya,” ini menunjuk pada kuasa Yesus yang akan diterima keluarga itu apabila mereka percaya. Jadi bukan “kepercayaan mereka yang dapat mengusir roh itu, tetapi “kepercayaan” mereka memohon belas kasihan Yesus untuk menyatakan kuasa-Nya.
  • Berilah dan Mintalah. Penganut paham “Teologi Sukses” mendasarkan pengajarannya ini berdasarkan ayat Alkitab, antara lain : “Bawalah seluruh persembahan persepuluhan ituke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumahKu dan ujilah Aku, firman TUHAN semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan” (Maleakhi 3:10),“Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan tumpah keluar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu” (Lukas 6:38),“Camkanlah ini: Orang yang menabur sedikit, akan menua sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga” (2 Korintus 9:6). Ya, ayat – ayat ini dipakai untuk memotivasi orang untuk memberikan persembahan, sebab persembahan berarti investasi supaya nanti memperoleh laba atau berkat yang berlipat-lipat.
  • Ibadah dan penyembahan. Dalam ibadah “Teologi Sukses” juga sangat menekankan “Pujian dan penyembahan kepada Allah”, sehingga penekanan pada pujian penyembahan mengakibatkan sedikit tempat untuk menyelidiki firman Tuhan, pleh itu jangan heran penganut paham ini sangat dangkal dalam memahami firman Tuhan dan memang sudah malas mendengar firman karena sudah kelelahan dalam nyanyian penyembahan, sehingga pelayan Tuhan yang menyampaikan firman bisa dengan santai memberitakan firman tanpa harus menggali Alkitab dengan yang sebenarnya.
Ada banyak hal lain yang di ungkapkan oleh Ir. Herlianto. MTh, dalam bukunya tentang pengajaran “Teologi Sukses” dan saya rasa ada baiknya kita memiliki buku ini, sehingga kita dapat memahami apa, bagaimana sebenarnya “Teologia Sukses” … eh, tapi jangan minta sama saya ya … hehehe, saya juga hanya memiliki satu buku dan semoga tulisan kecil ini bermanfaat bagi kita dan bagi pemahaman kita tentang teologia sesuai dengan tahun kita pada saat ini “Belajar Dan melakukan” sehingga dalam memahami Alkitab kita semakin mampu sesuai dengan kehendakNya, Tuhan yang berfirman dalam kitab – Nya.

Pekanbaru. Kamis 08 Feb 2017.